PROFESIONALISME ANALISIS SISTEM
PERLUNYA BUDAYA dan ETIKA
Hubungan antara CEO dengan
perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan harus etis, maka
manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata – katanya. Manajemen
puncak memimpin dengan memberi contoh. Perilaku ini adalah budaya etika.
Tugas – Tugas Umum Dari
Sistem Analis
·
Mengumpulkan & menganalisis
suatu formulir, dokumen , file yang berkaitan dengan sistem yang berjalan.
·
Menyusun dan menyajikan laporan
perbaikan (rekomendasi ) dari sistem yang berjalan kepada user.
·
Merancang suatu sistem perbaikan dan
mengidentifikasikan aplikasi -aplikasi untuk penerapannya pada komputer.
·
Menganalisis & menyusun
biaya-biaya & keuntungan dari sistem yang baru
·
Mengawasi semua kegiatan dalam
penerapan sistem yang baru.
Langkah Menjadi Analis Sistem Yang
Beretika
Ada beberapa etika yang harus
diterapkan sebagai seorang analis sistem, diantaranya :
- Mampu berkomunikasi dengan baik yaitu pada saat berinteraksi dengan seorang pelanggan harus memahami kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggannya, apa yang diminta dari pelanggan harus sesuai dan terpenuhi. Berinteraksi dengan desainer untuk mengemukakan antarmuka yang diinginkan atas suatu perangkat lunak. Berinteraksi ataupun memandu seorang programer dalam proses pengembangan sistem agar tetap pada batasan-batasannya.
- Mampu bekerja sama, pada saat analis sistem menjadi perantara atau penghubung antara perusahaan penjual perangkat lunak dengan organisasi tempat ia bekerja. Agar diantara kedua pihak tersebut bisa saling percaya harus dibutuhkannya kejujuran.
- Bersikap tegas dalam memutuskan sesuatu, melakukan pengujian sistem baik dengan data sempel atau data sebenarnya untuk membantu para penguji. Di sini seorang analis sistem harus bertindak tegas dalam suatu pengujian sistem agar hasilnya pun berdampak baik juga.
- Akurat dalam menjalankan proses analis system, pada saat melakukan studi kelayakan sistem komputer harus memiliki keakuratan yang tinggi untuk memutuskan apakah sistem komputer tersebut layak untuk digunakan.
- Berfikir kreatif dalam pemecahan masalah ,bisa menyelesaikan masalah-masalah yang datang dengan melahirkan/menciptakan sistem yang baru dan lebih baik dari sistem sebelumnya.
- PROFESIONALISMEGURU YANG PROFESIONAL
Untuk menjawab tentang tantangan ketidakprofesionalan seorang guru, maka pemerintah bersama masyarakat seharusnya berusaha menjamin pendidikan bagi para calon guru. Ini sangat penting karena dengan mendidik guru yang baik, kita akan mendapat hasil yang baik pula dari lulusan siswa akan sangat berguna bagi masyarakat dan negara. Perguruan tinggi yang “mencetak” para calon guru seharusnya mendidik mereka untuk sungguh profesional dan menjadi pengabdi-pengabdi unggul kepada masyarakat. Nampaknya aspek ini masih kurang diperhatikan di Perguruan Tinggi. Mereka lebih menfokuskan kepada perluasan wawasan dari mahasiswanya tanpa melatih mereka untuk sungguh mengabdi sebagai seorang yang berprofesi dalam tugas mereka.
Untuk bisa menghasilkan seorang guru yang berprofesional ke masa depan, pemerintah, masayarakat dan pihak universitas seharusnya memperhatikan beberapa aspek seperti: kualifikasi akademik – sebuah gelar doktor atau hukum – yakni, universitas – akademi / lembaga, ahli dalam pengetahuan khusus di bidang yang satu dan profesional serta tidak juga meninggalkan pengetahuan pada bidang-bidang kehidupan yang lainnya, memiliki ketrampilan praktis dan sastra dalam kaitannya dengan profesi, berkualitas tinggi dalam bekerja (contoh): ciptaan, produk, layanan, presentasi, konsultasi, sumber daya serta mampu melakukan penelitian, penguasaan administrasi, pemasaran atau lainnya, punya standar etika profesional, tingkah laku dan bekerja sambil melakukan kegiatan-kegiatan dari satu profesi (sebagai karyawan, wiraswasta orang, karir, perusahaan, bisnis, perusahaan, atau kemitraan / persekutukan / kolega, dll)
Rasanya bukan lagi jamannya untuk menerima para calon guru yang tidak punya keahlian dalam mendidik (dan juga sekaligus membina). Perpaduan antara keahlian dan juga pengabdian yang tulus dan murni demi kemajuan masyarakat dan pribadi siswa adalah hal yang sangat penting. Sebaiknya guru yang mengajar hanya semata-mata demi mendapatkan gaji atau upah, atau hanya demi tempat mencari nafkah, lebih baik tidak akan pernah diterima untuk mengajar karena hanya akan menjadi halangan dan kerugian besar bagi kemajuan siswa dan kemajuan dalam dunia pendidikan.